Studi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri

Authors

  • Hasoloan Nadeak Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

DOI:

https://doi.org/10.21787/jbp.04.2012.45-56

Keywords:

evaluasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan, analisis SWOT, evaluation, deconcentration, assistance duty, SWOT analysis

Abstract

Abstrak

Permasalahan studi ini adalah bagaimana perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan serta pelaporan, dan strategi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pendekatan terhadap permasalahan tersebut adalah menggunakan pendekatan metode gabungan antara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik analisis SWOT. Berdasarkan pendekatan dimaksud, maka diketahui bahwa dalam pelimpahan dan penugasan urusan Kemendagri melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan belum optimal, dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan masih ada yang menggunakan mekanisme di luar musrenbangnas melainkan melalui usulan non formal lewat surat-menyurat/proposal, penyerahan (daftar isian penggunaan anggaran) DIPA kepada satuan unit perangkat daerah (SKPD) sering terlambat yang berakibat pada pencairan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan terlambat, penetapan pejabat pelaksana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada SKPD sering terlambat. Kemudian dengan perhitungan terhadap kondisi pelaksanaan dan pelaporan dengan menggunakan Skala Likert, diperoleh hasil bahwa yang mendapatkan nilai yang kecil yaitu variabel laporan realisasi anggaran dan penatausahaan barang.

 

Abstract

Problems of this study is how the planning and budgeting, implementation and reporting, and strategies to improve implementation of Deconcentration and Assistance Duty in the Ministry Home Affairs.Approach to these problems is to use a combined method approach of qualitative and quantitative descriptive techniques SWOT analysis. Based on the intended approach, it is known that the transfer and assignment of the affairs of the Ministry of Home Affairs through the Deconcentration and Assistance Duty have not been optimal, in planning and budgeting activities Deconcentration and Assistance Duty still exist that use a mechanism outside Musrenbangnas but through non formal proposal through correspondence / proposal, the submission (budget use of checklists) DIPA to the local units (SKPD) is often delayed, resulting in the withdrawal of funds Deconcentration and Assistance Duty too late, the determination of executive officers on Deconcentration and Assistance Duty SKPD often too late. Then the calculation of the condition of the implementation and reporting by using a Likert Scale, obtained results that are getting little value that the variable budget reports and administration of goods.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Sugianto, 1990. Membedah Otonomi Daerah Suatu Evaluasi Atas UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Balitbang Departemen Dalam Negeri. Merangkai Masa Depan Otonomi Daerah. Kumpulan Makalah.

Sugiono 1993, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeto. Cet. ke-5.

Surianingrat, Bayu, 1980. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Aksara Baru. Cetakan pertama.

William Dunn, 2000. Analisis Kebijakan Publik. Terjemahan Gadjah Mada Uiversity Press. Cetakan ke III. Yogyakarta.

Downloads

How to Cite

Nadeak, H. (2012). Studi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Jurnal Bina Praja, 4(1), 45–56. https://doi.org/10.21787/jbp.04.2012.45-56

Issue

Section

Articles