Alternatif Kebijakan Pertanian dalam Menghadapi Otonomi Desa di Kabupaten Tabanan
DOI:
https://doi.org/10.21787/mp.1.2.2017.65-74Kata Kunci:
Kebijakan Publik, Alternatif Kebijakan, Otonomi DesaAbstrak
Otonomi desa menuntut pemerintah desa untuk menggali potensi desa menjadi sektor unggulan. Sektor pertanian menjadi salah satu potensi ideal di Kabupaten Tabanan untuk mendukung pembangunn nasional. Saat ini pemerintah desa diberikan kewenangan untuk membantu tugas pemerintah daerah. Oleh karena itu, pembangunan di desa harus mengoptimalkan sektor pertanian. Masalah yang dihadapi sektor pertanian di Tabanan adalah tingginya harga input pertanian, harga produk pertanian yang tidak stabil, belum adanya industri produk olahan pertanian, dan alih fungsi lahan pertanian.
Tulisan ini bertujuan membahas dan menganalisis tantangan dan hambatan terkait kebijakan sektor pertanian dalam konteks otonomi desa dengan pendekatan deskriptif. Analisis yang dilakukan dengan menggabungkan teoretis dan kasus atau fenomena yang terjadi, kemudian dirumuskan menjadi bentuk kebijakan publik sektor pertanian dalam menghadapi otonomi desa. Desa sangat identik sebagai lumbung pangan, peran inilah yang ingin dikembalikan sehingga pola pembangunan menjadi bottom up. Untuk mendukung dan mewujudkan peran desa terutama di sektor pertanian maka diperlukan alternatif kebijakan. Adapun alternatif kebijakan yang dimaksud adalah pemberdayaan sektor perdesaan, subsidi input-input pertanian, kebijakan output pertanian dan penggabungan antar-kebijakan sebelumnya.
Referensi
Dirjen Pemerintahan Desa. (2014). Seminar Nasional Otonomi Desa berdasarkan UU No 6 Tahun 2014. Bali.
Dwi Purwanto. (2016). Studi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Lahan Non Pertanian di Kabupaten Bantul. Gadjah Mada.
Dwijowijoto, R. N. (2009). Public Policy (REVISI). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Dwiyanto Indiahono. (2009). Kebijakan Publik berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media.
Eko, S. (2014). Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta: FPPD.
Gunawan, D. H., Achdian, A., & Yulianto, B. A. (2014). Jalan baru otonomi desa: mengembalikan otonomi masyarakat : studi kasus Bali, Sumatera Selatan, dan Flores. Jakarta: KITLV.
I Made Argawa. (2017). Menteri Pertanian Tantang Petani Tabanan Produksi Padi 111 Ribu Ton.
I Made Asdhiana. (2015). Tertarik Sistem Subak, Wisatawan Kunjungi Jatiluwih di Tabanan.
I Made Mahadi Dwipradnyana. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Pertanian serta Dampaknya terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus di Subak Jadi, Kecamatan Kediri, Tabanan). Universitas Udayana. Retrieved from http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1076-283548412-tesis lengkap mahadi.pdf
Miftachul Huda. (2015). Kemiskinan Tabanan Lebih Tinggi dari Provinsi. Retrieved from http://bali.tribunnews.com/2015/02/13/kemiskinantabanan-lebih-tinggi-dari-provinsi
Sidik, F. (2015). Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa. JKAP (Jurnal Kebijakan Dan Administrasi Publik), 19(2), 115. https://doi.org/10.22146/jkap.7962
Suharyanto, & Sofianto, A. (2012). Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah. Jurnal Bina Praja, 4(4), 251–260. https://doi.org/10.21787/jbp.4.2012.251-260
Suseno, D., & Suyatna, H. (2007). Mewujudkan Kebijakan Pertanian yang Pro-Petani. JSP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik), 10(3), 267–294. https://doi.org/10.22146/JSP.11008
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2017 Penulis

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional berlaku untuk semua karya yang diterbitkan oleh Matra Pembaruan: Jurnal Inovasi Kebijakan. Penulis akan mempertahankan hak cipta dari karya tersebut.
