Inovasi dan Rekonstruksi Undang-Undang Sektoral Daerah untuk Desentralisasi Asimetris
DOI:
https://doi.org/10.21787/mp.7.2.2023.75-86Kata Kunci:
desentralisasi asimetris, pemda, UU SektoralAbstrak
Desentralisasi yang disuarakan lebih kencang pasca reformasi nyatanya masih menyimpan residu. Diantaranya adalah uniformitas desentralisasi serta hasrat federalisme yang sejak dahulu tetap ada namun sukar dieksekusi. Atas dasar itu solusi yang tepat dinilai adalah melalui desentralisasi asimetris yang sayangnya pemberlakuannya saat ini terbatas kepada daerah otonomi khusus dan istimewa yang tidak menyelesaikan problematika diatas. Untuk itu, penelitian ini hendak mengkaji konsep desentralisasi asimetris yang tepat serta menghadirkan solusi berupa inovasi dan rekonstruksi undang-undang sektoral daerah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan pendekatan konseptual. Data-data diperoleh dari data sekunder dengan beragam bahan hukum didalamnya terkait tema. Selanjutnya, data-data tersebut oleh penulis ditelaah secara kualitatif agar dapat menghasilkan kesimpulan yang objektif. Kesimpulannya, desentralisasi asimetris dapat diterapkan pula pada daerah-daerah non otonomi khusus dan istimewa dengan aspek dan alasan dasar kekhususan geografis, ekonomi, administratif, dan budaya. Pintu masuknya tidak perlu sampai melakukan amandemen, sebab cukup rekonstruksi undang-undang sektoral daerah dan berinovasi untuk menambah urusan pemerintahan tertentu di dalamnya.
Referensi
Abdillah, K., & Susilawati, Y. (2020). Sejarah Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia. Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 2(1), 114. https://doi.org/10.19105/alhuquq.v2i1.3073
Adiwijaya, A. J. S., Komandoko, K., Suryani, D., & Vijay, M. (2022). Urgensi Reformasi Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sebagai Dampak Penerapan Konsep Omnibus Law di Indonesia. JURNAL ILMIAH LIVING LAW, 14(2).
Akbarrudin, A. (2013). Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPR RI dan DPD RI Pasca Amandemen UUD 1945. 8. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta
Alivia, D. (2019). Politik Hukum Pengaturan Pemerintahan Daerah yang Bersifat Khusus atau Bersifat Istimewa di Indonesia. Rechtidee, 14(2), 150–166.
Anggono, B. D. (2020). OMNIBUS LAW SEBAGAI TEKNIK PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG: PELUANG ADOPSI DAN TANTANGANNYA DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 9(1), 17. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v9i1.389
As Shidik, D. (2011). Pergeseran paradigma sentralisasi ke desentraslisasi dalam mewujudkan good governance. Jurnal Ilmu Administrasi, 4(2).
Aziz, N. L. L. (2018). Potret Politik Pengelolaan Dana Otonomi Khusus dan Istimewa. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Bayu, K., & Studi, P. (t.t.). DESENTRALISASI ASIMETRIS DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TESIS Disusun Oleh. https://doi.org/10.912.579
Dewi, R., & Nuriyatman, E. (t.t.). Efektifitas Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diani, R. (2020). KEDUDUKAN OMNIBUS LAW DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
Evendia, M., & Firmansyah, A. A. (2012). Konvergensi Hukum Desentralisasi Asimetris untuk Mewujudkan Akselerasi Pembangunan Daerah (Vol. 18, Nomor 1). Universitas Lampung.
Failaq, M. R. F., & Arelia, F. (2022). Diskrepansi Sistem Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Jurnal Studi Kebijakan Publik, 1(1), 57–69. https://doi.org/10.21787/jskp.1.2022.57-69
Fatmawati, N. I. (2018). Desentralisasi Asimetris, AlternatifBagi Masa Depan Pembagian Kewenangan di Indonesia. Madani, 10(3).
Fayasy Failaq, M. R., & Arelia, F. A. (2022). MERANCANG KONSTITUSIONALISME DALAM AMANDEMEN PENGUATAN DPD RI. Sanskara Hukum dan HAM, 1(02), 25–36. https://doi.org/10.58812/shh.v1i02.57
Fitryantica, A. (2019). Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Indonesia melalui Konsep Omnibus Law. Gema Keadilan, 6(3), 300–316. https://doi.org/10.14710/gk.2019.6751
Gusman, E. (2021). PERAN DPD RI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN DAN TERTINGGAL DALAM ERA OTONOMI DAERAH. Ensiklopedia Sosial Review, 3(2), 129–135. https://doi.org/10.33559/esr.v3i2.775
Habibi, M. (2019). Kecemburuan Daerah Penghasil Setelah Praktek Desentralisasi Asimetris. https://doi.org/10.31227/osf.io/6xm3u
Huda, N., & Heryansyah, D. (2019). Kompleksitas Otonomi Daerah Dan Gagasan Negara Federal Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 26(2). https://doi.org/10.20885/iustum.vol26.iss2.art2
Indra, M. (2021). GAGASAN DESENTRALISASI ASIMETRIS DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM MEWUJUDKAN KEPULAUAN RIAU SEBAGAI POROS MARITIM DAN MENJAGA KEDAULATAN NEGARA. Riau Law Journal, 5(2), 141. https://doi.org/10.30652/rlj.v5i2.7902
Indriyani, I. A. (2019). JSPG: Journal of Social Politics and Governance Analisis Sistem Pemerintahan di Indonesia, Masih Relevankah Konsep Negara Kesatuan?
Kristiyanto, E. N. (2020). Urgensi Omnibus Law dalam Percepatan Reformasi Regulasi dalam Perspektif Hukum Progresif. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 20(2), 233. https://doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.233-244
Kurniadi, B. D. (2012). Desentralisasi Asimetris di Indonesia [Makalah].
Kurniawan, W. (2017). Free Trade Zone Sebagai Salah Satu Wujud Implementasi Konsep Disentralisasi. Jurnal Selat, 4(2).
Lambelanova, R. (2022). PARADIGMA BARU DESENTRALISASI ASIMETRIS DI INDONESIA.
Matitaputty, M. I. (2012). Desentralisasi dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia Problem dan Tantangan. Sasi, 18(1), 21–28.
Nyoman Nidia Sari Hayati, Sri Warjiyati, & Muwahid. (2021). Analisis Yuridis Konsep Omnibus Law dalam Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 16(1), 1–18. https://doi.org/10.33059/jhsk.v16i1.2631
Prabowo, A. S., Triputra, A. N., & Junaidi, Y. (2020). Politik Hukum Omnibus Law di Indonesia. Pamator Journal, 13(1), 1–6. https://doi.org/10.21107/pamator.v13i1.6923
Prasisko, Y. G. (2016). Gerakan Sosial Baru Indonesia: Reformasi 1998 dan Proses Demokratisasi Indonesia. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(2), 9. https://doi.org/10.22146/jps.v3i2.23532
Putri, A. F. J., Herdika, M., & Fendita, X. A. (2022). BULLET : Jurnal Multidisiplin Ilmu DESENTRALISASI SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN PROBLEMATIKA SERTA TANTANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. 1(03).
Rahman, F. (2021). Rasionalitas Desentralisasi Asimetris dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Samadhi, W. P. (2005). Desentralisasi Setengah Hati: Berpindahnya “Sentralisme†ke Daerah. Indonesian Centre for Democracy and Human Rights.
Sodikin. (2020). Paradigma Undang-Undang dengan Konsep Omnibus Law Berkaitan dengan Norma Hukum yang Berlaku di Indonesia. Jurncal Rechtsvinding, 9(1).
Sukwika, T. (2018). Peran Pembangunan Infrastruktur terhadap Ketimpangan Ekonomi Antarwilayah di Indonesia. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(2), 115. https://doi.org/10.14710/jwl.6.2.115-130
Susanto, S. N. H. (2019). Desentralisasi Asimetris dalam Konteks Negara Kesatuan. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 631–639.
Tauda, G. A. (2018). Desain Desentralisasi Asimetris Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam Online Administrative Law & Governance Journal (Vol. 1).
Urgensi Penerapan Omnibus law Untuk Menyelesaikan Permasalahan Pembentukan Regulasi Di Indonesia. (2022). Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum. https://doi.org/10.55357/is.v3i1.193
Waris, I. (2012). Pergeseran Paradigma Sentralisasi ke Desentralisasi Dalam Mewujudkan Good Governance. Jurnal Kebijakan Publik, 2(2).
Zubaedah, P. A., & Hafizi, R. (t.t.). SENTRALISASI ATAU DESENTRALISASI: PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA. Jurnal Cahaya Mandalika, 3.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Penulis

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional berlaku untuk semua karya yang diterbitkan oleh Matra Pembaruan: Jurnal Inovasi Kebijakan. Penulis akan mempertahankan hak cipta dari karya tersebut.