The Widespread Use of Foreign Word on Artificial Element Topographical Name in the District and the City of Bogor

Authors

  • Asadi Asadi Geospatial Training Center-Geospatial Information Agency (BIG)

DOI:

https://doi.org/10.21787/jbp.08.2016.231-242

Keywords:

topographical names, residents, modern markets

Abstract

Lately, found many artificial elements topographical names for the names of residents, apartments, and modern markets in a foreign language, especially English. Referring to the legislation governing the use of topographical names, then the provision of topographical names must use Indonesian or local languages. Unfortunately, the obligation to use Indonesian in the provision of topographical names has not been properly socialized and the violation is not accompanied by legal sanctions. This paper examines the issues that are currently going on and developed in society towards topographical naming of artificial elements and the factors that cause the use of foreign names. The method used in this study is a descriptive qualitative method. The result of the study concluded that the English naming for the topographical name of artificial elements due to the influence of globalization, marketing strategy by housing developers, legislation that has not been properly socialized, and the absence of sanctions against violations of the obligation to use Indonesian in the topographical naming of artificial elements. It is expected that this paper can provide awareness to all parties to use Indonesian in the topographical naming of the artificial elements.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustan, 2008. Toponimi, Bukan Hanya Tata Cara Penulisan Nama Unsur Geografis. Inovasi Online Volume 11/XX, http://io.ppi-jepang.org

Ardiansyah, A, 2011. Pembakuan Nama Pulau di Indonesia Sebagai Upaya untuk Menjaga Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Jurnal Pandecta Volme 6 Nomor 1.

Arifin, E.Z, 1991. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo.

Asadi, 2015. Nama Rupabumi, Toponim, Aturan dan Kenyataan. Jurnal Lingkar Widyaiswara, Edisi 2 Nomor 4.

Candrawinata, I. 2014. Penggunan Bahasa Pada Papan Nama Toko di Malioboro. Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Fluery, C., Raoulx, B. 2015. Toponymy,Taxonomy, and Place. Shima: The International Journal of Research into Island Cultures.

Hadibrata, H, 2015. Bahasa Indonesia Dari Bahasa Melayu Menuju Bahasa Dunia. Seminar dan Lokakarya Kebahasaan Lembaga Adat.

Halim, Yusron, 1989. Memantau Toponimi dan Permasalahannya di Indonesia. Majalah Geografi Indonesia Tahun 2/Volumen No.3 Fakultas geografi UGM.

http://www.cnnindonesia.com/internasional 23-03-2016, China Berencana Ganti Nama Perumahan Berbahasa Asing. Diunduh tanggal 18 Juni 2016.

http://dunia.inilah.com, http://dunia.inilah.com, China Hapus Nama Asing di Kompleks Perumahan. Diunduh tanggal 18 Juni 2016.

(http://www.kompasiana.com), Bahasa Indonesia yang Terjajah di Negeri Sendiri, 2015.Diunduh tanggal 18 Juni 2016.

Humas LIPI, 2016. Komunikasi melalui Email.

Jaelani, J., dkk. 2014, Mitos Nama Asing di Dalam Penamaan Kompleks Perumahan di Wilayah Perkotaan, Jurnal Sosiologi Institut Teknologi Bandung, Volume 13, Nomor 3 Desember 2014.

Karsidi, Asep, 2013. Peran Toponim Dalam Pelestarian Budaya Bangsa dan Pembangunan Nasional. Seminar Toponim, Bandung.

Kasanah, I, dkk., 2015. Fenomena Penggunaan Bahasa Asing dalam Penamaan Bisnis Kuliner di Kawasan Soekarno Hatta Kota Malang. Jurnal Lingkar Widyaiswara, Edisi 2 Nomor 1.

Kusumaningsih, D., dkk. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing pada Nama Badan Usaha, Kawasan, dan Gedung Jurnal Pendidikan, Volume 22, Nomor 3, Nopember 2013.

Lauder, Multamia RMT, 2013. Peran Toponim dalam Pelestarian Budaya dan Pembentukan Jati Diri Bangsa. Nasional. Seminar Toponim, Bandung.

Nugroho, T, 2015. Laporan Implementasi Proyek Perubahan Diklat Kepemimpinan III, Badan Diklat Provinsi DI Yogyakarta.

Perdana, Aji Putra, 2013. Pembakuan Nama Rupabumi Sebagai Bagian Geostrategis NKRI. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Geograf Indonesia XVI, Banjarmasin.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional,Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/Per/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Rais, J., dkk, 2008. Toponimi Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Cetakan Pertama, Jakarta.

Republic of Indonesia, 2012. National Report of Tenth United Nations Conference on the Standardization of Geographical Names, New York.

Reuben Rose, 2011. Rethinking the Agenda of Political Toponymy. ACME: An International E-Journal for Critical Geographies, 2011.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Subowo, Eko, 2013. Kebijakan Nasional Pembakuan Nama Rupabumi. Seminar Nasional Toponim, Bandung.

Sugono, D., 2015. Peran Bahasa Indonesia Sebagai Alat Pemersatu Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015

----------------, Pedoman Teknik Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan. Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi 2015.

Tichelaar, T, 2002. Toponymy and language. DGSD-UNGEGN Toponymy Course Enschede/Frankfurt am Main August 12-23, 2002.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing. Jakarta: Pusat Bahasa.

Downloads

Published

2016-11-30

How to Cite

Asadi, A. (2016). The Widespread Use of Foreign Word on Artificial Element Topographical Name in the District and the City of Bogor. Jurnal Bina Praja, 8(2), 231–242. https://doi.org/10.21787/jbp.08.2016.231-242

Issue

Section

Articles