The Local Initiator Role in the Adoption of Biogas Energy Innovation for Household Needs in Rural Areas
DOI:
https://doi.org/10.21787/jbp.08.2016.293-304Keywords:
local initiator, adoptions, innovation, biogas, EBTAbstract
The need for Kerosene is very high. When energy crisis hit Indonesia, it caused the scarcity and soaring prices of kerosene. Hence, finding alternative energy sources is needed, especially a renewable energy to households. One is which is Biogas energy. Biogas is an energy that uses simple technology, which uses raw materials of animal waste. Many rural communities do not know about it, so it requires a pioneer, called the local initiator. The local initiator is an agent of change that comes from the local community, who has the initiative to make changes and become a guide passage of the change process in an organization or community, in order to achieve the expected goals. Local initiator becomes an important factor in the success of biogas innovation adoption. Biogas is used for household needs such as cooking, water heating, and lighting. Biogas program has been reinforced by Presidential Decree No 5 of 2006, Minister of ESDM Regulation (Permen ESDM) No 3 of 2013, Permen ESDM No 10 of 2015, and Minister of Rural Affairs Regulation (Permen Desa) No 5 of 2015. This paper aims to examine the role of a local initiator as an agent of change and the most dominant factors in the successful adoption of biogas for the needs of rural households. This study uses a qualitative method by using a case study approach and conducting a descriptive analysis. The focus of the data analysis is only performed on the local initiator in the successful adoption of biogas in Haurngombong village in West Java and Pandua-North Lombok, NTB. The result of the study shows that the successful adoption of biogas in Haurngombong Village and Pandua Village is strongly influenced by the local initiator. The local initiator success is not determined by the position, age, and gender, but is determined by the experience in the use of biogas, biogas sector knowledge, dissemination strategies, and communication among stakeholders of biogas program. The key to the success of local initiators in the adoption of biogas innovation lies in good communication with the public.
Downloads
References
Agustino, L. (2008). Dasar-dasar Kebijakan Publik (1st ed.). Bandung: Alfabeta.
Harsiwi, T. (2016). Pemahaman Manajemen Perubahan dalam Perspektif Agen Perubahan Pendidikan Tinggi. tulisanterkini.com. Retrieved 18 May 2016, from http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/3219-pemahaman-manajemen-perubahan-dalam-perspektif-agen-perubahan-pendidikan-tinggi.html
Hartiningsih, Wati H., Ikbal M., dan Ishelina R. 2013. Peran Jejaring dan Aktor dalam Mempertahankan Kesinambungan Energi di Perdesaan. Laporan Hasil Penelitian Pappiptek-LIPI. Katalog Perpustakaan Pappiptek-LIPI No. 333.7/Per/H, Seri Laporan Penelitian No. 2014-01-01-04.
Hartiningsih,. (2015). Jejaring dalam Difusi Inovasi Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) Kasus: Kulon Progo D.I. Yogyakarta. Jurnal Pekommas, 18(2), 73-82. Retrieved from https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/pekommas/issue/view/78
Haryati, T. (2006). Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Wartazoa, 16(3), 160-169. Retrieved from http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/pdf/all-pdf/peternakan/fullteks/wartazoa/wazo163-5.pdf
Hermawati, Wati, Ikbal M., Hartiningsih, Ishelina, Sigit S., Sayim D., Purnama (2011). Pola Pembiayaan Litbang dan Implementasi Energi Baru-Terbarukan di Indonesia, Kasus: PLTMH dan Biogas. Laporan Penelitian PAPPIPTEK-LIPI.
Kaho, J. (1996). Mekanisme Pengontrolan dalam Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah (1st ed., p. 20). Jakarta: Bina Aksara.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,. (2015). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia No 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,. (2013). Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 3 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Perdesaan. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,. (2015). Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 10 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Perdesaan Tahun Anggaran 2015. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Martaleo, M., Nawangpalupi, C., Pratiwi, L., & Herawati, Y. (2014). Evaluasi Peraturan Pembelian Energi Terbarukan pada Desa Peternak Sapi untuk Meningkatkan Keamanan Energi di Ciater, Subang. Research Report - Engineering Science, 2. Retrieved from http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/1096
Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif (1st ed.). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muflikhati, I., Yuliati, L., & Maulanasari, R. (2011). Pengetahuan Istri dan Pengaruhnya terhadap Pengambilan Keputusan Penggunaan Biogas. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 4(1), 91-97.
Musanif, J. (2009). Biogas (1st ed.). Departemen Pertanian.
Peshin, R., Vasanthakumar, J., & Kalra, R. (2009). Diffusion of Innovation Theory and Integrated Pest Management. In R. Peshin & A. Dhawan, Integrated Pest Management - Volume 2: Dissemination and Impact (1st ed.). Dordrecht: Springer.
Rahmadhani, N. (2009). Tenaga Lapangan sebagai Agen Perubahan dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Kasus tentang Peranan Tenaga Lapangan sebagai Agen Perubahan terhadap Pemberdayaan Perempuan pada Yayasan untuk Perempuan Perkotaan Medan) (Undergraduate Thesis). Universitas Sumatera Utara.
Rogers, E. (2003). Diffusion of Innovations (5th ed.). New York: The Free Press.
Rogers, E. & Shoemaker, F. (1971). Communication of Innovations: A Cross-Cultural Approach (1st ed.). New York: Free Press.
Rosaira, I. & Hartiningsih,. (2014). Peran Agen Pengubah dalam Keberhasilan Difusi Inovasi Biogas di Desa Pandua Lombok Utara. In Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi (IPTEKIN) IV. PAPPIPTEK-LIPI.
Rosaira, I., Hermawati, W., Maulana, I., & Hartiningsih,. (2014). Strategi Mempertahankan Keberlanjutan Adopsi Energi Terbarukan di Tingkat Masyarakat Perdesaan: Studi Kasus PLTMH dan TSHE. Jakarta: PAPPIPTEK-LIPI.
Simatupang, T. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. In Lokakarya Metode Penelitian Manajemen. PAPPIPTEK-LIPI.
Soekartawi,. (1998). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (1st ed.). Depok: Rajagrafindo Persada.
Sugiyono,. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (1st ed.). Bandung: Alfabeta.
Sukmawati, A. (2013). Agen Perubahan dan Peranannya terhadap Kondisi Sosial Masyarakat di Desa Mlatiharjo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Journal Of Educational Social Studies, 2(1), 22-28. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess/article/view/1297
Waluyo, E. & Nurlia, A. (2013). Agen Perubahan dalam Pembangunan Hutan Rakyat: Belajar dari Pengembangan Kayu Bawang di Wilayah Propinsi Bengkulu.